Minggu, 06 Mei 2018

PENDEKATAN SEMIOTIKA NOVEL BULAN TERE LIYE



ANALISIS PENDEKATAN KARYA SASTRA
NOVEL : BULAN
PENGARANG : TERE LIYE
Pendekatan Semiotik
Tempat peristiwa / Latar :
1        Stadion Matahari : Awal dimulainya petualangan Raib, Seli, dan Ali di Klan Matahari karena ketika Raib, Seli, dan Ali sampai di Klan Matahari disana sedang diadakan kompetisi bunga matahari (saimbara untuk menemukan bunga matahari mekar yang mekar untuk pertama kalinya); Raib, Seli, dan Ali diikutsertakan menjadi salah satu peserta kompetisi tersebut.
Cuplikan dialog :
Hadirin, rakyat Klan Matahari yang bercahaya! Saba Tara Taba berseru kencang, suaranya terdengar dari setiap sudut stadion.”Tahun ini adalah tahun special. Festival kali ini adalah festival paling megah, karena pesertanya tidak hanya Sembilan kontingen. Tidak hanya Sembilan, wahai rakyat Klan Matahari…tetapi sepuluh!” Saba Tara Taba diam sejenak, sengaja menunggu reaksi penonton.
Hadirin, tahun ini kita akan memiliki kontingen kesepuluh untuk pertama kalinya dalam sejarah festifal. Kontingen ini tidak datang dari Klan Matahari, tepi dari sekutu lama kita, Klan Bulan. Mari kita memberikan salut untuk kontingen kesepuluh.”

2        Air Terjun : Tokoh sentral menemukan petunjuk pertama. Raib, Seli, dan Ali menemukan petunjuk pertama kompetisi bunga matahari.
Cuplikan Dialog :
Sepertinya…aku tahu maksud kalimat di gulungan kertas kecil itu.”Aku mengusap wajah. Bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya?
Bukankah Hana pernah bilang, kompetisi ini adalah tentang mendengarkan alam. Kalimat itu sederhana sekali, tidak rumit. Pergi ke utara, temukan seruling tak berkesudahan. Kami sudah menuju ke utara, dan kami telah menemukan seruling itu.
“Kembali Ily!” aku berseru.”Kembali ke air terjun.”
Itulah jawabannya. Air terjun itulah seruling tak berkesudahan, terus mengeluarkan debum air, berirama seperti music, terus menerus.

3        Rumah Nelayan : Tokoh sentral menemukan petunjuk kedua. Raib, Seli, dan Ali menemukan petunjuk kedua dari salah satu anggota kontingen bunga matahari yang diselamatkan dari gurita raksasa di Danau Teluk Jauh.
Cuplikan dialog :
“ Kalian akan melanjutkan kompetisi.” Salah satu anggota kontingen penunggang cerpai datang, kapten mereka.
Aku menoleh tidak mengerti.
“Selatan. Petunjuk ketiga ada di selatan. Temukan sesuatu yang bercahaya dalam gelap di selatan negeri.” Kapten kontingen penunggang cerpai memberitahu.
Aku menatapnya tidak percaya. Bagaimana mungkin?
Bagaimana dia dengan sukarela memberitahu informasi sangat berharga itu ke pesaingnya?
“Teman kami yang terjatuh di danau yang berhasil membaca pesan itu, sebelum dia pingsan. Pergilah ke selatan. Kalian akan menemukan petunjuk terakhir.”

4        Lembah : tokoh sentral menemukan petunjuk terakhir. Raib, seli, dan Ali menemukan petunjuk ketiga ditengah lembah yang dipenuhi oleh jamur bercahaya.
Cuplikan dialog :
Jamur-jamur itu berkerlip-kerlip, terang redup terang, seperti berirama, mengikuti pola tertentu. Aku menatap tidak berkedip, dan splash, jamur-jamur itu seakan bicara padaku.
“pergilah ke barat, temukan sesuatu yang bersinar dalam gelap, jutaan jumlahnya. Di sanalah bunga matahari pertama mekar akan ditemukan.”

5        Halaman Rumah Hana : setelah bertarung habis-habisan ketika tokoh sentral hilang harapan untuk bisa mengalahkan Fala Tara Tana IV, jutaan lebah menyerang Fala Tara Tana IV dan membawa Fala Tara Tana ke penjara bayangan di bawah bayangan.
Cuplikan dialog :
Hana, berdiri di beranda rumahnya. Tangannya terangkat mengepal. Matanya berkaca kaca, seperti bersiap mengorbankan hal paling berharga miliknya. Tepat saat tangan Hana terbuka, jutaan lebah di atas padang perdu berduri tiba tiba bergerak berkumpul. Hana berbicara kepada lebah-lebahnya, memerintahkan mereka menyerang Fala Tara Tana IV.
Lebah itu mendengung kencang, berpilin seperti angina putting beliung, Fala Tara Tana mendongak. Wajahnya terkejut, menatap kerumunan lebah yang bergerak bagai badai. Sebelum Fala Tara Tana menyadarinya, jutaan lebah itu sudah terbang menyerbu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar