ANALISIS
PENDEKATAN KARYA SASTRA
NOVEL
: BULAN
PENGARANG
: TERE LIYE
Pendekatan
Semiotik
Tempat
peristiwa / Latar :
1
Stadion Matahari : Awal dimulainya
petualangan Raib, Seli, dan Ali di Klan Matahari karena ketika Raib, Seli, dan
Ali sampai di Klan Matahari disana sedang diadakan kompetisi bunga matahari
(saimbara untuk menemukan bunga matahari mekar yang mekar untuk pertama
kalinya); Raib, Seli, dan Ali diikutsertakan menjadi salah satu peserta
kompetisi tersebut.
Cuplikan
dialog :
Hadirin, rakyat
Klan Matahari yang bercahaya! Saba Tara Taba berseru kencang, suaranya
terdengar dari setiap sudut stadion.”Tahun ini adalah tahun special. Festival
kali ini adalah festival paling megah, karena pesertanya tidak hanya Sembilan
kontingen. Tidak hanya Sembilan, wahai rakyat Klan Matahari…tetapi sepuluh!”
Saba Tara Taba diam sejenak, sengaja menunggu reaksi penonton.
Hadirin, tahun
ini kita akan memiliki kontingen kesepuluh untuk pertama kalinya dalam sejarah
festifal. Kontingen ini tidak datang dari Klan Matahari, tepi dari sekutu lama
kita, Klan Bulan. Mari kita memberikan salut untuk kontingen kesepuluh.”
2
Air Terjun : Tokoh sentral menemukan
petunjuk pertama. Raib, Seli, dan Ali menemukan petunjuk pertama kompetisi
bunga matahari.
Cuplikan
Dialog :
Sepertinya…aku
tahu maksud kalimat di gulungan kertas kecil itu.”Aku mengusap wajah. Bagaimana
mungkin aku tidak menyadarinya?
Bukankah Hana
pernah bilang, kompetisi ini adalah tentang mendengarkan alam. Kalimat itu
sederhana sekali, tidak rumit. Pergi ke utara, temukan seruling tak
berkesudahan. Kami sudah menuju ke utara, dan kami telah menemukan seruling
itu.
“Kembali Ily!”
aku berseru.”Kembali ke air terjun.”
Itulah
jawabannya. Air terjun itulah seruling tak berkesudahan, terus mengeluarkan
debum air, berirama seperti music, terus menerus.
3
Rumah Nelayan : Tokoh sentral menemukan
petunjuk kedua. Raib, Seli, dan Ali menemukan petunjuk kedua dari salah satu
anggota kontingen bunga matahari yang diselamatkan dari gurita raksasa di Danau
Teluk Jauh.
Cuplikan
dialog :
“ Kalian akan
melanjutkan kompetisi.” Salah satu anggota kontingen penunggang cerpai datang,
kapten mereka.
Aku menoleh
tidak mengerti.
“Selatan.
Petunjuk ketiga ada di selatan. Temukan sesuatu yang bercahaya dalam gelap di
selatan negeri.” Kapten kontingen penunggang cerpai memberitahu.
Aku menatapnya
tidak percaya. Bagaimana mungkin?
Bagaimana dia
dengan sukarela memberitahu informasi sangat berharga itu ke pesaingnya?
“Teman kami yang
terjatuh di danau yang berhasil membaca pesan itu, sebelum dia pingsan.
Pergilah ke selatan. Kalian akan menemukan petunjuk terakhir.”
4
Lembah : tokoh sentral menemukan petunjuk
terakhir. Raib, seli, dan Ali menemukan petunjuk ketiga ditengah lembah yang
dipenuhi oleh jamur bercahaya.
Cuplikan
dialog :
Jamur-jamur itu
berkerlip-kerlip, terang redup terang, seperti berirama, mengikuti pola
tertentu. Aku menatap tidak berkedip, dan splash, jamur-jamur itu seakan bicara
padaku.
“pergilah ke
barat, temukan sesuatu yang bersinar dalam gelap, jutaan jumlahnya. Di sanalah
bunga matahari pertama mekar akan ditemukan.”
5
Halaman Rumah Hana : setelah bertarung
habis-habisan ketika tokoh sentral hilang harapan untuk bisa mengalahkan Fala
Tara Tana IV, jutaan lebah menyerang Fala Tara Tana IV dan membawa Fala Tara
Tana ke penjara bayangan di bawah bayangan.
Cuplikan
dialog :
Hana, berdiri di
beranda rumahnya. Tangannya terangkat mengepal. Matanya berkaca kaca, seperti
bersiap mengorbankan hal paling berharga miliknya. Tepat saat tangan Hana
terbuka, jutaan lebah di atas padang perdu berduri tiba tiba bergerak
berkumpul. Hana berbicara kepada lebah-lebahnya, memerintahkan mereka menyerang
Fala Tara Tana IV.
Lebah itu
mendengung kencang, berpilin seperti angina putting beliung, Fala Tara Tana
mendongak. Wajahnya terkejut, menatap kerumunan lebah yang bergerak bagai
badai. Sebelum Fala Tara Tana menyadarinya, jutaan lebah itu sudah terbang
menyerbu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar